Bertempat di Jakarta, Badan ketahanan pangan memberikan angin segar ke pada masyarakat lantaran harga beras sampai musim panen raya Maret kemungkinan besar masih stabil. Melihat catatan harga beras pada panel informasi harga pangan BKP, untuk jenis beras medium pada minggu ke 4 bulan Januari 2022 senilai Rp10.918/kg dan harga premium sendiri rata-rata senilai Rp12.475/kg.
Catatan tersebut tentunya bisa dikatakan lebih pro rakyat. Jika dibandingan dengan waktu yang sama, harga beras medium pada tahun 2020 silam senilai Rp11.000/kg dan beras premium Rp12.384/kg. Sedangkan pada tahun 2021 beras medium Rp10.907/kg dan beras premium Rp12.542/kg. Sementara pada tahun 2021 beras medium Rp10.907/kg dan beras premium rata-rata senilai Rp12.542/kg.
Dilansir dari laman pertanian.go.id pada Senin (24/01/2022), Risfaheri mengatakan bahwa mengacu pada hasil pemantauan harga pangan strategis yang dilakukan oleh BKP. Secara umum harga beras pada minggu ke dua Januari 2022 dinilai masih stabil. Ahli peneliti tersebut juga menyimpulkan bahwa kenaikan harga tersebut masih mengikuti tren dengan nilai 100 sampai 200 rupiah saja.
Meskipun demikian Risfaheri juga menjelaskan kenaikkan harga beras tersebut sangat wajar terjadi sebelum memasuki masa panen raya pada awal bulan maret 2022. Ia menegaskan bahwa peningkatan permintaan beras memang berasal dari dampak ekomoni yang semakin meningkat. Disamping itu ia juga menjelaskan dan memastikan bahwa stok masih terhitung aman dan terkendali.
Melihat informasi data badan pusat statistik (BPS), setiap tahun terhitung selalu terjadi surplus (produksi - kebutuhan). Pada tahun 2019 lalu, surplus mencapai 2,28 juta ton dan pada tahun 2020 tercatat 1,95 juta ton. Sementara pada tahun 2021 surplus tahun berjalan data diperkirakan mencapai 2,21 juta ton.
Surplus tersebut akan terus berlanjut sampi bulan Februari 2022 serta diprediksi sudah mulai terjadi surplus dengan tingkat produksi mencapai 1,17 juta ton dan angka ini sudah lebih tinggi daripada angka kebutuhan. Persediaan beras di Bulog diperkiran sebanyak 985 ribu ton dan dinilai sudah lebih dari cukup menutup kebutuhan ketika terjadinya gejolak harga. Melihat data pantauan harga pasar induk Cipinang Jakarta pada bulan Januari 2020 Rp 10.082,15/kg, Januari 2021 Rp 9.999,40/kg dan Januari 2022 s.d. tanggal 21 Rp 9.770,54/kg.
Sementara itu untuk harga bawang merah, Risfaheri juga menjelaskan bahwa harga bawang merah antara petani sampai tingkat pedagang eceran terpaut cukup jauh. Dimana harga yang dipatok petani pada umumnya hanya sekitar Rp 14.434/kg. Ia beharap bahwa harga bisa kembali normal dan harus sedikit lebih mengutungkan bagi petani sehingga petani bawang merah tetap semangat menanam bawang merah.
Meskipun demikian, Maraknya kenaikkan harga bawang merah sejak September 2021 hingga awal Januari 2022 sebenernya masih dari Harga Acuan Penjualan (HAP). HAP sendiri peraturan yang dikeluarkan oleh menteri tentang harga di tingkat konsumen dengan mempertimbangkan struktur biaya yang wajar.
HAP yang dipatok mentri untuk bawang merah sendiri senilai Rp 32.000/kg. Cukup terpaut jauh dengan harga rata-rata secara nasional yang mana harga bawang merah kualitas kering rata-rata hanya sekitar Rp 28.967/kg dan di pulau hanya sekitar Rp 18.300/kg.
Pada waktu yang sama Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sarwo Edhy mengatakan bahwa secara online pihaknya selalu berusaha memantau perkembangan terbaru mengenai harga dan ketersediaan pangan setiap harinya. Disamping itu pihaknya juga selalu berusaha berkoordinasi dengan stakeholder terkait sebagai langkah antisipasi semisal terjadi gangguan stabilitasi pasokan dan harga pangan.
Terlepas dari itu semua informasi mengenai harga terkini beras sebenarnya juga pernah dijelaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat panen raya di Karawang, Jumat (21/01/2022) lalu. Ia meyakinkan masyarakat bahwa stok beras pada awal tahun 2022 masih aman. Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya peningkatan produksi pangan dan diyakini mampu berdampak positif bagi ketahanan pangan.
Pada waktu yang sama mentri pertanian tersebut juga menambahkan beberapa poin yang mana ia menjelaskan bahwa produksi pertahian 2 tahun terakhir memuaskan. Dimana ada terdapat varietas yang tahan terhadap cuaca. Meskipun masa pandemi belum usai, ia juga meyakini bahwa stok beras nasional di pihaknya dalam kondisi yang baik bahkan meningkat.